Alkisah, ada seorang pemuda yang mengadu pada gurunya. Ia
merasa, dirinya selalu kurang beruntung. Ia menganggap, dirinya memang
terlahir dengan sejumlah kesialan sehingga apa pun yang dilakukannya
selalu gagal. Karena itu, ia meminta nasihat pada gurunya agar bisa
mengubah nasibnya itu.
Sang guru kemudian memintanya untuk menanam dua buah biji kacang.
Satunya diminta untuk dipelihara dengan baik-baik, dirawat, dan
diperhatikan sungguh-sungguh. Sedangkan satunya lagi diminta oleh
gurunya agar dibiarkan tumbuh secara alami, tanpa harus diperhatikan
seperti biji kacang yang pertama.
Tanpa tahu maksud sang guru, si pemuda melaksanakan perintah gurunya.
Ia pun menanam kedua biji kacang itu sebagaimana diperintahkan. Beberapa
waktu kemudian, biji itu keduanya tumbuh jadi kecambah, yang kemudian
membesar dan terus membesar. Namun, sesuai pesan gurunya, biji yang
pertama mendapat perhatian lebih. Dipupuk, disiram, diberikan banyak
perhatian. Sedangkan biji kedua hanya dibiarkan tumbuh begitu saja.
Kadang, jika kelupaan, hanya air hujan yang akan menghidupinya.
Beberapa lama kemudian, biji pertama tumbuh lebat dengan daun yang
lebih subur. Sebaliknya, biji kedua juga tumbuh, tapi hampir-hampir tak
beraturan. Setelah kemudian dipanen, biji pertama menghasilkan kacang
yang sangat banyak, gemuk, dan kacangnya pun berisi penuh. Sedangkan
biji kedua hanya tumbuh dengan beberapa kacang dan bahkan isinya banyak
yang hitam, seperti membusuk.
Si pemuda kemudian melaporkan kondisi itu pada gurunya. Sang guru pun
kemudian menerangkan. “Muridku, kamu dulu datang ke sini berkata bahwa
dirimu selalu sial. Tetapi, sadarkah bahwa meski kamu sial, kamu tetap
hidup dan bertumbuh, bahkan bisa datang ke sini untuk berguru padaku?
Itulah kamu yang tumbuh tanpa dirawat, seperti kacang yang kedua. Tetap
tumbuh, tapi hasilnya tidak maksimal. Sedangkan kacang pertama itu
tumbuh lebih lebat karena ada pengorbanan dari kamu, menyirami, memupuk,
memperhatikannya dengan baik. Begitu juga dirimu. Kalau kamu mau
berubah, sebenarnya sederhana saja.. Perhatikan dirimu lebih baik.
Perhatikan juga sekelilingmu. Rawatlah dirimu dan sekelilingmu dengan
perhatian yang tulus, serta berikan pengorbanan dengan terus berjuang,
bekerja, tekun, dan ulet. Saat itulah, kamu akan jadi seperti biji
pertama dan mampu tumbuh lebih baik.”
Begitulah, teman-teman. Kita seharusnya tidak menyalahkan apa pun jika
kita belum berupaya maksimal (bekerja lebih keras, lebih tekun, lebih
ulet, dll). Mari, selalu bertindak aktif dan memperkaya mentalitas,
niscaya kita akan bisa tampil sebagai pemenang dalam setiap perjuangan!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar